Melly Goeslaw’s Bukan Bintang Biasa The Movie!

by Tuesday, January 13, 2009 0 comments

Kalau anda bertanya-tanya kenapa lama sekali baru kami menulis review untuk film yang “paling ditunggu-tunggu di tahun 2007” ini, kami mohon maaf karena kami sedang berada di Malaysia. Begitu kami selesai menonton ini dua minggu lalu, kami langsung mandi (karena merasa sangat kotor) dan langsung berangkat ke Malaysia mencari sutradara dan para pemain film Diva. Kami ingin meminta maaf kepada mereka karena telah mengolok-olok film mereka. Karena setelah menonton film Melly Goeslaw’s Bukan Bintang Biasa The Movie!, film Diva terasa seperti film Chicago, atau Singin’ in the Rain, atau Sound of Music. Masya Allah, setidaknya para filmmaker Diva masih berusaha untuk memberikan cerita untuk filmnya, secupu apapun, sementara BBB dibuat sebagai prototipe prosedur lobotomi tanpa operasi. Kami juga baru mengetahui ini setelah seorang professor memberikan kami sepasang kacamata khusus super canggih (berita tentang alat ini bisa dibaca di sini). Saat kami memakainya, kami bisa melihat bahwa ABG-ABG yang keluar dari bioskop setelah menonton BBB telah berubah menjadi alien bertubuh kecil berkepala besar dengan sulur-sulur yang melambai-lambai keluar dari kepala mereka. Mirip cumi juga, sih. Oh My God. BBB juga melumerkan otak mereka sehingga meleleh keluar dari hidung, telinga, dan mulut.

Ok, kami mungkin berlebihan… Karena sebenarnya otak ABG-ABG yang telah mencair itu hanya keluar lewat hidung dan mulut.

Bukan Bintang Biasa adalah film terburuk sepanjang tahun 2007. Padahal di tahun ini juga ada Suster Ngesot. Jangan percaya sama posternya yang cantik, filmnya seakan-akan dibikin sambil tidur.

Pembukaannya saja sudah memberikan peringatan bahwa filmnya akan jadi bodoh sekali. Raffi Sapatuhnamanya, Bella-Bella itu, dan beberapa seleb sinetron lain berperan sebagai mahasiswa di Jakarta School of PERFORMANCE Arts. Mau pakai bahasa Inggris tapi ngaco. Performing Arts, kalleeee… Coba sekarang ketik “school of performance arts” di google dan lihat yang keluar apa. “School of Performing Arts” kalleeeee…

Di sekolah ini mereka juga jadi penyiar radio kampus. Di sela-sela kesibukan mereka, ada cemburu, persaingan, lagu-lagu generik, tapi kebanyakan sih latihan kebodohan.

Film ini bukan saja membuat kita tidak peduli dengan karakter-karakternya, tapi kita jadi ingin membunuh mereka semua terutama Bella-Bella itu. Dan usaha memasukkan ide seorang karakter membayangkan hal-hal a la kartun seperti yang ada di Ally McBeals membuat kita semakin eneg.

Skrip film ini sepertinya hanya dibuat supaya si Bella-Bella itu bisa marah-marah sambil mengeluarkan suaranya yang serak-serak maunya seksi, supaya Raffi Sapatuhnamanya bisa goofing around serasa salah seorang karakter di American Pie, supaya Dimas Beck bisa senyam-senyum dengan tampangnya yang kelihatan seperti orang sakaw. Tidak ada plot, tidak ada cerita. Sungguh suatu pengalaman yang sangat mengerikan ketika menontonnya.

Kekecewaan kami karena tidak bisa menemui Ning Baizura di Malaysia menjadi bertambah parah ketika meninggalkan bandara Soekarno-Hatta sebuah billboard Bukan Bintang Biasa melambaikan tangan ke kami. Ohhh…. Ini mimpi buruk apaaaaaa….

Burhan

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.